Tuhan Tak Pernah Salah Waktu


Photo by MI PHAM on Unsplash
Begitu banyak teriakan ketidakadilan diiringi kekesalan dalam jiwa. Entah karena kekecewaan entah karena kesombongan atau mungkin karena tidak tahu diri. Berapa banyak hal yang terjadi sesuai dengan rencana kita dan berapa yang tidak. Kelapangan dada selalu jadi syaratnya. Beberapa banyak dari kita yang menyalahkan orang lain? menyalahkan diri? bahkan menyalahkan Tuhan. Tuhan tidak adil. Tuhan tidak suka liat saya senang. Tuhan katanya Maha Pendengar tapi doa saya tidak dikabul kabul kan tuh. Kalimat kalimat penyangsian muncul begitu saja bahkan beberapa dari kita berputus asa, marah dan meninggalkan agama yang dianut hingga tidak mempercayai adanya Tuhan lagi.
"Kehilangan kesabaran adalah kekalahan dalam pertarungan."
(Mahatma Gandhi)
Some of us mungkin ngerasa paling susah paling mengenaskan paling memprihatinkan. Terlebih saat kegagalan menyapa. Kita udah usaha keras banting tulang banting otak kerja rodi tapi hasilnya ga sepadan ga sesuai ekspektasi. Sementara orang lain perasaan lempeng lempeng aja rebahan maen maen ngorok tapi hasil nya malah muncul ke dia. Akhirnya iri pun mengiringi. Disinilah istilah "sawang sinawang" berlaku. Padahal kita ga tau apa yang terjadi exactly dengan kehidupan orang lain. And budaya membandingkan diri dengan yang lain disini sangat ga membantu.
"Rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri"
Kita ada dengan segala perbedaan apakah kita harus memperlakukan ikan dan burung dengan cara yang sama? apakah kita harus ngasi makan ikan dan burung dengan makanan yang sama? Tidak. Begitupun kita. Karena berbeda yang kita dapat juga beda. Bayangkan saja jika Tuhan memberikan semua orang Mobil.. Padahal si A lagi butuhnya motor biar cepet si B butuhnya kapal si C butuhnya kereta. Sebagaimana Ibu yang melarang anaknya makan permen karena saking sayangnya ia pada anak tersebut takut anaknya sakit karena permen itu. Kita hanya bodoh terlalu dungu dan tidak tahu. seperti anak itu ia menangis merengek dan mengatakan ibunya tidak menyayanginya. Kita pun sama.
Dan ketahuilah, sesungguhnya kemenangan itu beriringan dengan kesabaran. Jalan keluar beriringan dengan kesukaran. Dan sesudah kesulitan itu akan datang kemudahan.” (Hadits riwayat Abdu bin Humaid di dalam Musnad-nya dengan nomor 636, Ad Durrah As Salafiyyah hal. 148)

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/621-seberkas-cahaya-di-tengah-gelapnya-musibah.html
Dan ketahuilah, sesungguhnya kemenangan itu beriringan dengan kesabaran. Jalan keluar beriringan dengan kesukaran. Dan sesudah kesulitan itu akan datang kemudahan.” (Hadits riwayat Abdu bin Humaid di dalam Musnad-nya dengan nomor 636, Ad Durrah As Salafiyyah hal. 148)

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/621-seberkas-cahaya-di-tengah-gelapnya-musibah.html
Dan ketahuilah, sesungguhnya kemenangan itu beriringan dengan kesabaran. Jalan keluar beriringan dengan kesukaran. Dan sesudah kesulitan itu akan datang kemudahan.” (Hadits riwayat Abdu bin Humaid di dalam Musnad-nya dengan nomor 636, Ad Durrah As Salafiyyah hal. 148)

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/621-seberkas-cahaya-di-tengah-gelapnya-musibah.html
"Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
(QS. Al-Baqarah 2:216)
Tuhan sangat menyayangi hambanya. Tuhan tahu hambanya yang A sangat mudah sombong dan lupa diri sehingga kita tidak diberi harta melimpah agar ia tidak sombong dan lupa diri. Tuhan tahu si B tidak mudah lupa diri dan dermawan maka ia titipkan hartanya. Tuhan tahu si A kuat diuji dengan kemiskinan begitupun si B yang diuji dengan kelebihan. Ada yang diputusin udah mau gantung diri. ada juga yang diputusin slow malah bahagia. Ada yang diambil seluruh hartanya jadi ODGJ (orang dengan gangguan jiwa). Ada yang kuat dan semangat mulai lagi dari nol. Segalanya hadir di waktu yang tepat. Tuhan tak pernah salah waktu. Kita yang salah sangka. Tepat disaat kita hampir menyerah kejadian tak terduga muncul sebuah hadiah hadir. Dengan Sabar sebagai syarat. Ga ada yang instan selain mie instan ok?!
"Beberapa ujian bisa hadir sebagai nikmat dan beberapa nikmat bisa hadir sebagai ujian"
Seseorang pernah berkata dulu aku bertahan.. Aku juga berharap.. Tapi Tuhan tidak juga menolongku. jadi sama saja. Begitulah kita yang matanya cuman bisa nengok samping kanan kiri depan tidak kebelakang. Bukan Tuhan yang salah. Tapi kita. Kita tidak percaya bahkan mungkin mengetest Tuhan dengan sombongnya. Coba de aku sholat tahajud coba liat besok Tuhan mau menolong atau tidak. Wong edyann. Sombong sekali. Doa terpanjat karena ketidakmampuan kita atas segalanya. Layaknya pengemis kita mengemis Rahmat Tuhan bukan menuntut "Harus". Sering sekali tanpa sadar mungkin berdoa dengan tuntutan.
"Oh Lord... please give me wealth.. I must be rich.." "Tuhan... aku ingin pringkat 1 Pokoknya harus peringkat 1.. Aku ingin Havard Tuhan.. tidak mau selain Havard.. Hamba Inginnya sekarang Tuhan.."
Sebegitu tidak sabarannya kita hingga sesombong itu hingga menuntut bukannya mengemis. Sabar diartikan sebagai "tahan" "menahan diri". Dan segala aktivitas menuntut kesabaran. Butuh kesabaran juga untuk menyelesaikan sesuatu mulai hal kecil sepele hingga hal besar. Seorang pelari butuh yang namanya sabar untuk berlatih, butuh juga kesabaran untuk menerima ketidakcepatannya dalam belari. Begitu pun ia butuh sabar agar bisa berlari lebih cepat dengan latian terus menerus. 

Apa yang buat dia bertahan? sabar. kenapa dia bisa sabar? karena dia ingin menang. kenapa ia ingin menang? karena menang rasanya enak. Karena menang itu menyenangkan. Kenapa menyenangkan? karena ia telah bersakit sakit diawal. karena dalam prosesnya ia merasakan kesakitan. Jika kita tidak merasakan rasanya sakit lalu bagaimana kita bisa tahu rasanya senang? Bagaimana kita bisa tahu standard rasa senang itu? bagaimana kita tahu seseorang pintar tanpa ada yang bodoh. Mungkin itulah mengapa di dunia ini ada orang yang baik dan sebaliknya. sebagai patokan standard KKM wkwk
"Bersih tidak akan bersih tanpa kotor. Dan kita tidak akan tahu kotor tanpa radanya bersih."
(Spongebob episode perang bersih vs kotor)
Memanglah hasil ialah target tapi proses nyatanya jadi yang terpenting karena nilai yang sebenarnya terletak di prosesnya. Bukankah Tuhan juga tidak pernah menuntut kita untuk selalu berhasil dan sukses Bukakah Tuhan menuntut kita buat berusaha berdoa dan berserah. Bukankah Tuhan baik sekali? jika tidak lantas kenapa kita ga dimusnahin aja pas sengaja ga sholat. ga sholat sekali langsung mati. Tuhan sesabar itu lo. Hold on(sabar) ntar muncul door prizenya. 
"Semakin pekat malam semakin sunyi malam semakin dekat dengan fajar. Semakin sulit semakin dekat dengan akhir(kesenangan/kemenangan)"

Comments

Popular posts from this blog

Let's Talk About Love

Beranjak Lupa

Tentang Ove