IKIGAI: Negeri Orang Berumur Panjang (Lands of Immortal)


Photo by Andre Benz on Unsplash
Salah satu pertanyaan yang author rasa paling crucial di hidup adalah tentang “Kenapa kita hidup? What for gituu? Buat apa kita hidup?” Segala pernak pernik tentang mau dibawa kemana hidup ini dan apa alasan kita bangun tiap hari.. Apa yang kita cari di dunia ini..  bisa bikin hati gundah hidup madesu. Hati bilang kita ga hidup for sake of money (demi dan teruntuk uang) juga tidak untuk jadi budaknya(kenapa juga kita mau dipebudak benda mati padahal kita benda hidup). Tapi, nyatanya... as we all know uang lah yang sering jadi alasan for some people bangun di pagi hari. Ada juga yang bilang hidup ini tentang menjadi bermanfaat untuk orang lain tapi kenyataannya berapa banyak si dari kita waktu dimanfaatkan orang lain jadi gerah, sebal, dendam... hmm #kelabilan jiwa padahal dimanfaatkan orang lain tu tanda kalo diri itu bermanfaat. Ibarat pohon mangga yang pengen dipetik buahnya biar ngasi manfaat buat orang lain ehh tapi waktu buahnya di petik seenaknya sama manusia malah marah kan ngakak.. katanya pengen bermanfaat kok gitu? Well.  Beberapa dari kita mungkin udah tahu menahu tentang “the reason for our being” dan mungkin beberapa lainnya masih nyari nyari, jalan jalan, dan kebingungan.. terlebih jika lagi diusia mendaki dewasa kek author gini.. pertanyaan seputar "The value of life" sering pop up.



https://improvisedlife.com

Ada sebuah konsep yang muncul dari “negeri orang berumur panjang” yang lebih dikenal dengan istilah "Ikigai". Ia adalah irisan dari apa yang kita suka(passion), apa yang dibutuhkan oleh dunia/ masyarakat (mission), apa yang kita bisa/ kuasai(profession) dan hal yang bisa bikin kita dapet uang #salary (vocation). Sebagaimana yang udah kita tau bahwa apa apa itu perlu keseimbangan. Ga hanya butuh duit tapi butuh juga buat ngelakuin hal yang kita bisa, yang kita passionate plus bisa kontribusi langsung ke dunia/ masyarakat. Asal muasal Ikigai sendiri dari sebuah pulau di Jepang yang paling selatan yaitu Okinawa(pulau dengan cetenarian terbesar di dunia *)cetenarian: orang – orang berumur seratus tahun atau lebih). Selain  hidupnya yang lebih lama dari kebanyakan poupulasi di dunia, mereka juga menderita sedikit penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung serta sedikit sekali radikal bebas yang berperan dalam penuaan sel setelah dilakukan tes darah. Selain itu, tingkat demensia tergolong kecil dibawah rata – rata dunia.

Ikigai merupakan gabungan dari kata [ Iki (生 き) yang artinya “hidup dan Gai (甲 斐) yang bisa diartikan “Nilai/Menjadi berharga/Bermanfaat. Gai (甲 斐) sendiri juga bisa dipecah jadi “甲(baju besi, nomor satu, dan menjadi yang pertama) dimaknai pula (untuk menuju ke pertempuran, mengambil insiatif sebagai pemimpin) dan “斐 (cantik/anggun)”. Beberapa berpendapat bahwa konsep yang diusung Ikigai tidak ideal. Namun personally author extremly agree dengan konsep IKIGAI ini. Karena balik lagi sebagai manusia kita juga punya beban kewajiban untuk berpartisipasi dan berkontribusi pada dunia whether we like it or not, selain itu ngelakuin hal yang kita suka (passionate) dan yang kita bisa kita bagus di bidang itu jelas banget bisa bikin kita lebih bahagia, ga stress, dan jauh lebih legawa (ikhlas, lapang dada) pas ngejalanin kerjaan itu. Kita juga ga bisa munafik, unrealistic dengan mengaku ga butuh uang. Jadi memilih pekerjaan yang mengandung ke empat unsur diatas itu bijak menurut author. 

1.      Passion
Passion/gairah sebenernya punya banyak definisi salah satunya yaitu hal yang ngebikin kita ga pernah bosan buat ngelakuinnya. Kita bisa ber jam jam tanpa ngeluh bahkan ngerasa cape waktu ngelakuin hal yang kita passionate. Kadang for some people bisa aja ngerasa ada yang kurang saat ga ngelakuin passionnya. Selain itu, Passion juga dapat diartikan sebagai keinginan mendalam dari lubuh hati tanpa ada paksaan maupun beban dan ikhlas ngelakuinnya walaupun ga dapat upah/ income apapun. Arry Rahmawan mendefinisikan passion sebagai hal yang benar benar kita rela berkorban buat ngelakuinnya karna kita cinta.Kalau menurut Merriam Webster passion itu  “a strong liking or desire for or devotion to some activity, object, or concept”.

Bagi author punya passion itu penting banget. Terutama bagi kaum atau orang orang yang kek author yang ga bakal punya motivasi kalo ga ngelakuin hal yang ada tujuannya dan yang di sukai. Banyak banget hal yang dimiriskan di jaman instant ini..
“trend ikut ikutan” #ke neraka bareng bareng ke surga sorang sorang#
Menjalar merambah ke jiwa kaum tidak berpendirian mandiri. Author songong abiss... ga percaya? Tik tok? Sempol? Vlog? Satu orang bikin lainnya ikut bikin. Kapan datang masanya buat kita peduli akan ke authentic an dan keorisinilan diri? Tidak lah sepenuhnya salah.. “ikut ikutan culture” adalah effect dari pandangan dan value yang ada dimasyarakat. Selain itu ada faktor faktor yang ikut andil dalam kegagalan nemuin passion diri, seperti :

Tidak mengenal diri sendiri, Kurang ngelakuin mono dialogue dengan diri sendiri, dan tidak sering intropeksi diri. Kurang PD dan defisiensi keberanian buat mengambil keputusan/ pilihan sendiri serta bertanggung jawab penuh atas resikonya. beberapa pola pikir yang seperti "udah hidup ngikutin arus aja kek sungai mengalir.." eh ternyata mengalir ujung ujungnya air terjun wkwkwk atau "udah hidup yang santuy kek di pantai biar jadi pantuy muntuy muntuy" prinsip ke-santuy-an yang bikin kita ga mau menantang diri sendiri, ga ada curiosity dan ngejalanin hidup di zona nyaman dan as it is.  
                                                                                               
Tekanan dari lingkungan ekternal (bisa dari ortu yang menuntut ini itu, bisa dari lingkungan keluaarga besar yang kadang berbudaya nyindir waktu lebaran, dan bisa juga dari masyarakat yang hobinya ga jauh dari nyinyir) diakui sangat influence diri personal kita. Telebih jika ditambah dengan keengganan buat eksplorasi pengalaman baru (terlalu nyaman di zona nyaman) Emang senyaman itu ya zona nyaman mu? As some of us know.. Eksplorasi pengalaman baru penting banget terutama buat kaum muda. Iyaa.. kalian yang katanya kaum rebahan ayoo bawa perubahan hehehe.. nyobain hal baru bikin kita jadi lebih tau apa yang kita suka dan ga. Apa yang comfort us apa yang ga. Apa yang rese apa yang ga. kita juga bisa mengenali potensi diri kelebihan dan kekurangan plus jadi lebih kenal diri sendiri. Heyy kalian berapa tahun udah ditemani diri sediri dan ga kenal kenal... jangan kebacut de pliss 

penyakit selanjutnya adalah prinsip ogah ogahan dengan  mengatasnamakan menikmati hidup. Iyaa Inti dari semua inti(the core of the core) adalah malas. Malas masih saja menduduki peringkat tertinggi penyebab kegagalan dan kemadesuan masa depan tetep aja dia ngotot jadi musuh bebuyutan manusia. Coba deh tanyain ke diri kita sendiri apa juga yang didapat dari malas? Seberapa banyak hal baik yang terlewatkan karna malas dan berapa banyak kesempatan  yang kita buang Cuma Cuma karena malas? Pasti uda bisa jawab.. harus dong generasi pentium 4.0 kok
 
Penyakit hati selanjutnya adalah... kanker ehh ga maksudnya Sombong. keogahan dan ketidakmengenalan diri akan masukan dari orang lain akan bikin kita ga ada progress. Padahal terkadang mata orang lain lebih baik dalam menilai diri dibanding mata sendiri. sependapat?
 
2.      Mission
Tentang apa yang dibutuhin dunia yang bisa kita lakuin. Jadi sebenernya sebermanfaat apa si kita buat dunia buat orang lain? Okayy.. simple nya gini setiap makhluk hidup apapun itu bahkan virus sekalipun yang notabene kaum abu-abu (virus digolongkan sebagai makhluk yang tidak hidup dan tidak mati) mempunyai peran di dunia ini. Apalagi manusia yang sesempurna ini (I MEAN perfect in imperfection). Bayangin aja semalu apa kita kalo sampai kalah sama cacing yang keberadaannya bisa bikin tanah gembur lalu mensuplai makanan manusia, hewan kek gitu aja bisa ada manfaat kok kita ga? ko kita cuman ngabisin produk di bumi and become nothing.. maluu abiss dahh

Mission adalah tentang peran apa yang mau kita ambil buat jadi bagian yang berkontribusi buat bumi dan ini bisa banget kita sesuaikan dengan passion, profession, dan vocation. Sangat diperbolehkan jika emang kita mau jadi pengusaha, pengrajin, senima, koki dll. Setelah punya mission buat berkontribusi dan memberi manfaat kepada dunia kita ga bakalan jadi pengusaha yang curang yang merugikan, ga bakalan jadi koki yang seenaknya, ga mungkin jadi pengrajin yang main tebang pohon suka suka. Sepenting itulah mission.

3.      Profession
Bayangin ketika kita baik dan ahli dalam hal memasak tapi malah disuruh untuk ikut kejuruan lari marathon. Bayangin aja saat monyet disuruh buat berenang lomba dengan ikan. Banyangin kalau gelas dipakai untuk makan. Jadi kek gitu lah gambaran saat kita ngelakuin hal/ bidang yang bukan keahlian kita. Setiap orang lahir dengan bakat dan kelebihan masing masing perbedaan ada ditujukan agar setiap manusia dapat saling membantu dan melengkapi. Sebagaimana prinsip dunia “kesempurnaan itu tidak ada” begitupun manusia. Beberapa terlahir sebagai maestro, beberapa bersuara indah, beberapa cakap menari dan lain lain. Pesawat akan lebih berfungsi baik di udara meski didarat ia bisa beroperasi/ berjalan. Begitupun manusia kita bisa mempelajari semua hal tapi belum tentu kita ahli dalam semua bidang.

4.      Vocation
Tidak ada manusia tanpa uang begitupun uang tanpa manusia. Uang sama artinya dengan bertahan hidup. Sepenting memenuhi kebutuhan. Hampir se-krusial oksigen dan air. Harusnya kitalah yang menjadi raja. Merajai uang. Tapi kenyataan pahitnya kitalah yang sering dirajai uang. Bukan mengatur uang. Kita yang diatur uang. Untung kita masih bisa ingat di tengah kelupaan. Untung kita bisa tersadar di tengah kelalaian. Beruntung sekali. Author ga munafik lo ini.. author juga butuh duit. hehehe



*)Note : I would be grateful if u give me ur point of view

Comments

Popular posts from this blog

Let's Talk About Love

Beranjak Lupa

Tentang Ove