Titik Henti


Kata orang “hidup itu journey (petualangan)”
Lantas aku bertanya jauh sekali “ jadi kapan itu berakhir? Dimana titik hentinya?”
Diriku yang lain menjawab “saat mati” tiba – tiba muncul suara “lho… justru mati itu awal mulainya”  

“WELL. That’s the beginning jadi hidup kita yang sekarang hanya seperti simulasi, video game?” tidak akan ada yang tau kapankah? di level keberapa kita akan mati ?
Kadang terpikir juga betapa hebat dan bodohnya manusia(termasuk ogut). Manusia punya akal. Jelas. Mereka Bervisi. Belajar. Tumbuh. Berkembang. Hingga Time’s up alias mati. Punya berjuta pilihan dan kebebasan dengan resiko dilemma setiap saat. Mulai hal hal yang sepele seperti memilih baju, makan apa, mau ngapain, hingga pilihan – pilihan yang lebih berat. Begitu banyak aspek yang harus diperhatikan nonstop tanpa lalai. Harus begini harus begitu.. harus punya ini punya itu..  benar manusia selalu tergesa gesa.

Entah mengapa semakin banyak yang kita dapat semakin banyak pula keinginan yang timbul. Mungkin hari ini kita hanya makan tempe tentu manusiawi sekali jika kita bosan dan ingin makan lainnya ditambah saat lihat kanan kiri yang mungkin makan ayam, ikan, daging dll timbul hasrat  dan itu naluriah. Karena hasrat itu kita lantas berusaha keras berkerja lebih lagi hingga hari itu datang hari dimana kita dapat makan ayam. Lalu apa yang terjadi? kita ingin yang lain.. ingin lebih.. akhirnya kita berusaha lebih lagi teruss lebih keras hingga akhirnya kita dapat yang kita inginkan. Dan begitu seterusnya terus berputar in same way in same circle. Itu hanya analogi sepele.  and I extremely believe it happens di seluruh aspek kehidupan kita. Entah itu karir. Sekolah. Uang. Gelar. Jabatan. Posisi. Kasih sayang. Seluruhnya tanpa terkecuali. Kita berpacu saling mencekik satu sama lain. Berapa banyak dari kita yang Senggol kanan kiri. Senggol bacok. Berapa banyak kita yang katanya manusia jadi hewan tanpa sadar.  

Berapa banyak dari kita yang rela memakai jin syaitan sang musuh abadi untuk mendapat uang padahal api yang abadi telah siap menunggu. Namun tidak juga gentar. Haram jadi halal halal jadi harap permainan apa itu? Katanya hidup itu harus bertujuan. Well. I definitely agree. And setiap orang berhak dan bebas untuk memilih. Namun sadarkah beberapa diantara kita iya manusia memilih “the retjeh purpose”. Bukannya uang untuk hidup malah hidup untuk uang. Bukannya hidup mati – matian malah mati – matian hidup. Hadeh.. serba dibalik. wait jangan bilang author naïf munafik kek ga butuh uang ya. salah. Ogut butuh uang jelas. Kalo author bilang ga butuh berarti  ia dungu ga realistic. Author juga ingin kali punya duit banyak. Tapi definisi dia tentang kaya yang mungkin beda. Next time de author post something about self definition about everything. Well selain kita bebas memilih kita juga bebas mendefinisikan segala sesuatu. Kita juga bebas mengkritik berpendapat menolak dll. jadi ogut ga maksain pendapat definisi pribadi harus di applied or to be used. No. once again it’s just a thought. 

Nah bayangin hidup itu kek tangga dengan semua goals, tujuan or cita – cita tu ada di tiap tangga. Kita ada di dasar dan kita cuman pengen bisa makan minum dan tinggal dengan layak well. Usaha. Usaha. Usaha. Kerja. Kerja. Kerja. pagi ke malam malam ke pagi. Okay. We did it. Satu tangga. Balik lagi manusia itu kan makhluk bervisi bernafsu dengan dua itu kita berkembang. Eh ternyata motor, mobil,segala  kebutuhan sekunder dan tersier diatas ni. Huhha. Huhha. Kerja lagi usaha lagi kepala jadi kaki kaki jadi kepala. Terusss yey. We succeded. Lantas apakah udah cukup? Udah puas berhenti? I think u guys know the answers. Of course not. Semakin banyak yang kita dapat semakin banyak yang kita inginkan. Semakin kita melangkah menaiki tangga semakin tinggi dan lama kita mendongak. Kecuali kalo lagi mau turun tangga baru lah liat bawah. Pertanyaannya siapkah kita kalau harus tiba -  tiba diturunkan ke tangga terdasar? begitu juga dengan gelar jabatan mungkin awalnya kita hanya ingin jadi kepala desa, lambat laun kepala camat, bupati, gubernur, presiden lantas jika sudah jadi presiden kita akan berhenti dan berkata “ini sudah cukup”?

Hal yang sama juga pada education SD paling bagus sekampung. SMP paling bagus se-kecamatan. SMA paling bagus se-Kab. Perguruan tinggi? Negeri. top chart se negara. S2 univ Ivy League Lah ya.. S3 Havard terussssss….  Well. Okay. Ga jelek at all. Jika ditengok dari sisi lain it’s excellent. incredible. amazing. kita hidup berprogres maju dan sukses( menurut point of view nya society). Dan bukannya ogut melawan arus tapi dimanakah titik akhirnya? Bukankah pelari berhenti saat finish? Dimana titik hentinya? Bukankah berlari itu lelah? Bukankah berjuang itu lelah? Bukankah berseteru bertikai itu melelahkan? Lantas mengapa negara yang bertikai perseorangan yang bertikai tidak berkurang malah bertambah?

Manusia selalu yang paling hebat dalam berjanji dan berkata – kata tapi sepertinya tidak dalam menepati janji dan melakukan apa yang diucapkan. Kepada Allah SWT manusia sanggup mengembam Q.S Al – Ahzab [33:72] menjadi khalifah berjanji akan hanya menyembah Allah SWT beribadah  Q.S Al – A’Raf [7:172] tapi apa? Manusia lah yang melakukan pertumpahan darah, mengotori merusak bumi. Alam semesta. Merusak keseimbangan. Bahkan merusak diri sendiri dan berlari menuju kehancuran.

Kita berkata "saya ingin pandai ingin kaya ingin masuk surga" 
Namun, apakah yang kita lakukan sesuai dengan yang kita katakan. No. Kita tau tidak ada yang dapat diraih dengan mudah. Apapun itu. Jika ingin pantar ya belajar tapi alih – alih belajar kita malah tenggelam bukan menenggelamkan diri dalam kesenangan kecil. Kita berkata ingin surga namun seberapa cepat lari kita menuju tempat-Nya saat di panggil? Seberapa kuat dan teguh hati kita menahan untuk tidak bermaksiat? Padahal dengan akal dan hati kita sadar sepenuhnya bahwa maksiat itu penghancuran diri. Gila memang gila dan author pun tidak luput dari semua yang ditulis diatas.

Comments

  1. Again and again. Good job on exposing human's behavior yang lebih suka kusebut "just like animal, but with far less grace". Well, you should listen to this song : Marina & The Diamonds - Savages. This article really sums up about your topic.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Omgg.... Di praised sama masternya writing tu bener" uwuu.. thanks a lot for gimme new literature lovee uuuu

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Let's Talk About Love

Beranjak Lupa

Tentang Ove